Modernisasi Teknologi Terpadu
“Smart City bagi kami bukan hanya command center [. . .] bukan hanya teknologi, tapi adalah kegunaan buat orang karena segala sesuatu jadi lebih sederhana, lebih mudah, dan tentu saja membuat semua data lebih transparan.”
Basuki Tjahaja Purnama
Konsep smart city di Jakarta dibuat berdasarkan 6 pilar: Smart Governance, Smart People, Smart Living, Smart Mobility, Smart Economy, dan Smart Environment. Smart city harus bermanfaat untuk seluruh masyarakat sehingga mereka bisa mendapatkan hidup yang lebih baik. Jakarta Smart City dibuat secara terintegrasi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan partisipasi warga. Transparasi data, command center, dan aplikasi mobile menjadi platform keleluasaan bagi warga untuk memberikan masukan dan kritikan terhadap kinerja pemerintah.
AHOK-DJAROT TELAH:
-
Membangun command center sebagai pusat integrasi teknologi. Command center yang dibangun oleh Ahok-Djarot telah berfungsi untuk melakukan pengawasan petugas, laporan masyarakat, pencarian lokasi busway, mengontrol aset Pemda, serta percepatan penanganan laporan warga melalui aplikasi Qlue.
-
Meluncurkan berbagai aplikasi mobile yang mempermudah kehidupan warga. Di era yang semakin mobile, Ahok-Djarot memastikan bahwa pelayanan pemerintah tetap relevan dengan kehidupan warga Jakarta. Adanya aplikasi seperti iJakarta untuk arsip buku milik pemerintah, Qlue untuk penampungan pelaporan warga, Trafi dan Informasi Pangan Jakarta mempererat relasi antara pemerintah dan masyarakat DKI Jakarta.
-
Memberlakukan sistem open data pemerintah. Melalui open data, Ahok-Djarot memberikan akses pada warga untuk melihat berbagai data tentang APBD, zonasi, lelang, dan sebagainya. Hal ini mempermudah warga untuk mendapatkan informasi, serta menunjukkan komitmen Ahok-Djarot untuk menghasilkan pemerintahan yang bersih, transparan, dan profesional.
-
Pemasangan lampu LED yang didukung oleh smart system. Pada thaun 2016, Ahok-Djarot telah memasang sebanyak 89.417 buah lampu yang mencakup 60% titik lampu jalanan umum yang didukung oleh smart system. Program ini memiliki potensi penghematan anggaran sebesar 30% setara dengan 200 milyar per tahun.
AHOK-DJAROT AKAN:
-
Menciptakan dan menyempurnakan aplikasi-aplikasi berbasis IT. Ahok-Djarot menyadari bahwa warga, terutama generasi muda merupakan generasi mobile. Karena itu, Ahok-Djarot akan mewujudkan pemerintah daerah yang bersih, transparan, dan profesional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sehingga menghasilkan warga yang partisipatif, toleran, dan berbudaya.
-
Memasang 8,000 CCTV yang terintegrasi dengan Jakarta Smart City Lounge agar pengawasan wilayah dapat dilakukan dengan optimal. CCTV dapat menjadi kepanjangan mata dari pemerintah DKI untuk memastikan bahwa kehidupan warga berjalan dengan aman dan nyaman. Sistem ini akan terintegrasi dengan teknologi Jakarta Smart City lainnya.
-
Mendorong investasi pembangunan Fiber Optic (FO) agar infrastruktur teknologi Jakarta setara dengan kota-kota maju di Asia Tenggara. Dengan pemasangan FO, akses Internet di Jakarta akan menjadi semakin stabil dan cepat. Hal ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan keterbukaan akses informasi bagi warga.
-
Mewujudkan Jakarta sebagai cashless society melalui Kartu JakartaOne. Kartu JakartaOne dapat mendorong transaksi non-tunai di berbagai penyedia layanan publik maupun komersial. Hal ini dapat mendidik warga Jakarta untuk lebih hemat, sekaligus membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang tepat dengan kondisi masyarakat Jakarta lewat analisis data yang tersedia.