Funtastic Tour National Park Jawa Bali 2019,Jangan Biarkan Bumi Kian Rusak

Setiap orang menciptakan sejarahnya sendiri. Karena manusialah yang mempengaruhi sejarah. Manusia yang mengendalikan sejarah melalui kedinamisan dirinya.

Inilah sejarah yang akan ditorehkan Agus Asianto dengan melakukan perjalanan ’Solo Ride Jawa – Bali’ pulang pergi menempuh jarak sejauh 3.700 km. Mengenderai motor Cleveland CycleWerks type Ace Deluxe 250 cc, aktivis peduli lingkungan ini akan menjejak 11 Taman Nasional, dalam rentang jarak Jawa – Bali.

“Ini barangkali cara saya melakukan refleksi dan perenungan. Menjadi semacam pintu masuk gerakan kebudayaan untuk ikut menyelamatkan lingkungan hidup di Indonesia,” ujar Agus Asianto, kepada bintangplus.com, usai Press Conference, Road to Celebration The 1st Anniversary of Pengendara.com – Funtastic Tour National Park Jawa Bali 2019 , di Arcadia Mangga Dua by Horison, Jakarta, Minggu (04/08/2019).

Dominasi kepentingan ekonomi dalam memaknai bentang alam, lanjut Agus, menyebabkan bumi kian rusak. Akibatnya, timbul masalah perubahan iklim, krisis pangan, konflik sosial, serta menghancurkan jejak peradaban luhur manusia yang arif dengan lingkungan.

“Perlu disadari bersama bahwa bumi makin menua. Sering terjadi gempa, longsor, banjir, dan bencana alam lainnya. Kami mengajak seluruh komunitas berpartisipasi melalui tindakan yang paling sederhana. Misalnya membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan,” ujar pria kelahiran Jakarta, 18 Agustus 1962 ini.

Hadir dalam press conference tersebut antara lain, Eka L. Prasteya (Ketua Pelaksana Acara), Emmanuel Alvino (Promotor Maisara Production), Priskila Sarah Nasution (Cleveland CycleWerks Indonesia), Heni Juniarti (Director of Marketing Communication Horison Group Hotels), serta Tedy Suryadi (Respiro Indonesia).

Selain obsesi pribadi, kegiatan ini, kata Agus, juga dalam rangka menyambut perayaan Hari Ulang Tahun Ke-1 Pengendara.com, di mana ia juga berperan sebagai Dewan Redaksi. Rentang perjalanan diperkirakan memakan waktu kurang lebih sepuluh hari. Agus akan memulai lawatannya, dari Jakarta menuju Bali, Kamis (08/08/2019) mendatang.

Agus akan menyinggahi 11 Taman Nasional yang menjadi lintasan Funtastic Tour National Park yang digagasnya ini. “Taman Nasional dipilih sebagai symbol ’green campaign’ di mana ruang terbuka hijau terbesar — dengan aneka habitat di dalamnya sebagai penyangga kelestarian dan keasrian bumi,” tutur Vice President Tourer Calon Jenazah Motorcycle Club (CJMC) ini.

Untuk menggulirkan gagasannya, Agus kemudian berhasil meyakinkan banyak pihak. Ia pun mendapat dukungan dari sejumlah pihak, antara lain, Maisara Production yang bertindak sebagai Promotor, serta pemegang merek Cleveland CycleWerks Indonesia, dan Respiro Indonesia, yang memfasilitasi kendaraan, dan berbagai perlengkapan touring.

Agus juga mendapat dukungan dari Horison Group Hotels, yang memberi fasilitas penginapan di sejumlah kota yang dilalui, antara lain, di Lynn Hotel Yogya By Horison, Horison Pasuruan, dan Horison Denpasar Bali.

Merah Putih Mendunia
Emmanuel Alvino, selaku promotor dari Maisara Production, pada kesempatan tersebut mengatakan, pentingnya membangun kesadaran penyelamatan bumi. Kegiatan yang terselenggara tersebut menurutnya, dapat menjadi pintu masuk gerakan budaya menyelamatkan lingkungan hidup.

“Tidak hanya dalam konteks Indonesia. Visi kita bagaimana gerakan ini juga mendunia. Kita ingin mengibarkan bendera merah putih di luar Indonesia. Menyampaikan pesan positif tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam, serta menciptakan generasi yang lebih mengutamakan kelestarian alam,” ujar Alvino.

Lewat Maisara Production, Alvino berharap, gagasan ’green campaign’ melalui kegiatan funtastic touring ini dapat terus berlanjut di tingkat internasional. “Kami menjadi promotor touring pertama di dunia. Sebelumnya tidak pernah ada. Oleh karena itu gagasan menyampaikan pesan positif pelestarian lingkungan ini harus berlanjut,” ungkapnya.

Kepentingan ekologi dan sosial-budaya, lanjut Alvino, harus dikedepankan. Alam dipahami secara utuh, dan tidak terpecah dalam berbagai kepentingan. “Indonesia kita kaya. Kami percaya jika gerakan kebudayaan berada di depan, Indonesia akan menjadi lebih makmur. Alamnya terus lestari. Penduduk bumi sangat bergantung pada kita, di mana Indonesia adalah paru paru dunia,” ujar Alvino optimis./*** Eddie Karsito

Jakarta, 6 Agustus 2019