Dua Sosok Kartini Pemberantas Narkoba Jakarta Selatan

Jakarta – Setiap 21 April perempuan Indonesia memperingati semangat Kartini memperjuangkan hak dan kesempatan yang sama dalam berkarya. Kini berkat jasanya semua perempuan Indonesia bisa bekerja di semua lini dan tak kalah berprestasi dari pria.

Dua sosok Kartini berperan dalam upaya pemberantasan narkoba di wilayah Jakarta Selatan. Keduanya yaitu Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Jaksel Amrita Devi dan Kasat Res Narkoba Polres Jaksel Kompol Vivick Tjangkung.

Kepala BNN Kota Jaksel Amrita DeviKepala BNN Kota Jaksel Amrita Devi Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom

Kepala BNNK Jaksel, Amrita Devi, mengungkapkan bangsa Indonesia, khususnya perempuan, mesti bersyukur atas perjuangan RA Kartini. Atas jasanya, perempuan di Indonesia mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk berkarya.

“Kami selaku wanita Indonesia pasca kemerdekaan sangat bersyukur atas perjuangan RA Kartini karena berkat jasa beliau maka wanita Indonesia mempunyai kesempatan untuk berkarya dan berperan terutama dalam pembangunan Indonesia tercinta ini,” ujar Amrita, kepada detikcom, Jumat (21/4/2017).

Amrita mengakui jasa Kartini memberinya kesempatan untuk mengemban amanah sebagai Kepala BNNK Jaksel. Dia prihatin dengan kondisi anak muda yang terjerumus narkoba dan memutuskan turut serta dalam upaya pencegahan dan pemberantasan.

“Ketika itu berangkat terhadap kepedulian atas masalah narkoba, saat bergabung dengan BNN sekitar 2002/2003, terutama penggunaan heroin, jarum suntik yang berdampak buruk itu sangat mendominasi dan melihat generasi muda kita sangat miris,” tuturnya.

Amrita tak pernah membayangkan bisa menduduki jabatan sebagai Kepala BNN Kota Jaksel sebab mobilitas yang dirasakan sangat tinggi. Dia percaya akan komitmennya untuk mencegah peredaran narkoba di Indonesia ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.

“Memang tidak pernah terbayangkan untuk dapat bisa merencanakan razia, penyidikan, turut serta dalam penyelidikan, itu sesuatu yang tidak terbayangkan tetapi kami memiliki suatu keyakinan apabila kita memiliki komitmen yang tinggi maka segala macam halangan, itu sama-sama bisa diatasi,” terangnya.

Kasat Narkoba Polres Jaksel Kompol Vivick TjangkungKasat Narkoba Polres Jaksel Kompol Vivick Tjangkung Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom

Hal senada juga diungkapkan Kasat Narkoba Jaksel, Kompol Vivick Tjangkung. Vivick menyebut Kartini telah memberikannya kesempatan untuk berkontribusi di kepolisian dan menjadi pemimpin di antara anggota yang didominasi pria tak membuatnya lengah memberikan sesuatu yang terbaik.

“Pemberantasan narkoba di DKI merupakan kesempatan yang luar biasa pada saya pencerahan termasuk polwan, karena kesempatan kita menjabat suatu jabatann yang potensial itu bukan suatu kelangkaan lagi. Sudah terbukti polwan kita memegang jabatan yang strategis dan memberikan harapan penuh pada wanita lain dan bisa dibanggakan oleh wanita Indonesia,” ujarnya.

Sebagai salah satu unsur pimpinan dari perempuan di Polres Jaksel, dia tidak kalah dalam bekerja. Beberapa kasus narkoba yang ada di Jaksel berhasil diungkapnya.

“Seperti di Res Narkoba anggota saya 90 persen pria. Saya mempunyai anggota 80 orang, wanita hanya 6, tapi bisa dibuktikan dari hasil kasus narkoba saya mengawaki, dan dijadikan satu perbandingan dengan jajaran lain, pengungkapan kasus per tahun bisa kita buktikan. Kita bisa imbangi cara kepemimpinan saya sebagai wanita dan pria di jajaran lain sudah bisa disamakan,” bebernya.

Vivick berharap generasi muda khususnya yang ada di Jakarta Selatan bisa mawas diri. Sebab efek yang dihasilkan oleh narkoba ini dapat merusak masa depan setiap anak bangsa.

“Kalau tidak dimulai dengan kegiatan positif, bahwa anda tidak bisa menjadi harapan bangsa itu Sangat disayangkan, berjuang terus, jauhi narkoba supaya masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Pesan Dua Kartini untuk Generasi Muda: Jauhi Narkoba!

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Jaksel Amrita mengungkapkan penggunaan narkoba saat ini didominasi oleh masyarakat yang berada pada usia produktif. Tak hanya pria, perempuan juga cukup banyak yang terjerumus memakai narkoba.

“Kalau dilihat dari dua aspek, berarti seseorang mengedarkan karena ada keuntungan ekonomis ya karena meihat pasar yang cukup luas ya, segmentasinya bukan hanya usia produktif antara 20 sampai 30 tapi bergeser lagi sampai SMA, tidak hanya disitu seperti kami menemukan pengguna di atas usia 60 tahun,” ujar Amrita, di kantor BNNK Jaksel, Jl Prapanca Raya, Kebayoran Baru, Jaksel (21/4/2017).

Faktor lingkungan menjadi salah satu faktor dominan yang menyebabkan generasi muda ikut memakai narkoba. Amrita mengaku prihatin apabila melihat langsung generasi muda yang terpengaruh oleh barang haram tersebut.

“Tetapi memang melihat pengalaman di lapangan terutama ya melihat bagaimana itu mempengaruhi generasi muda. Melihat seorang butuh zat baik itu gorila, saya lihat mereka, dengan tatapan matanya, sama sekali tidak bisa terbayangkan. Wah bahaya banget generasi muda dengan seperti ini. Terus anak-anak, bukan hanya di hari kartini saja ya melihat perempuan yang usia belia juga,” katanya.

Amrita mengimbau generasi muda untuk lebih berhati-hati dalam bergaul. Dia menegaskan bahwa narkoba itu lebih banyak mudaratnya dibanding manfaatnya.

“Kepada generasi muda, narkoba itu jauh lebih mudaratnya dibandimg manfaatnya. Begitu banyak penduduk indonesia yamg bisa nerhasil sukses dan produktif tanpa penggunaan narkoba. Sehingga kita tidak butuh narkoba untuk mengatakan kita hebat atau mengatakan kita sukses tapi mengejar pendidikan dan cita-cita setinggi langit itu menjadi aset yang berharga,” tuturnya.

Kasat Narkoba Jaksel, Kompol Vivick Tjangkung, juga berpesan pergaulan merupakan pengaruh utama anak muda terjerumus narkoba. Apalagi saat ini, jenis dan modus narkoba lebih beragam lagi.

“Yaa lebih arah pergaulan, mereka tahu narkoba itu membahayakan, itu menurut saya penyebab dominan, banyak kumpul anak anak muda, apa dia tongkrongan kecil atau sedang,” teranganya.

Di Jakarta Selatan sendiri, Vivick mengatakan wilayahnya sudah masuk zona merah. Dia meminta masyarakat untuk berhati-hati dan melaporkan apabila terjadi penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekitar.

“Bisa saya katakan zona merah, zona merah ini tidak satu lingkup tertentu, hampir semua lokasi bisa dikatakan dibawah garis zona merah, hampir di semua wilayah kita mengungkapkan yang sama, narkoba ini bahaya, baik di wilayah maupun lingkungan,” katanya.

Vivick juga berharap pemuda Indonesia dapat menjadi pelopor untuk memberantas narkoba. Sebab generasi muda mempunyai peran penting dalam pembangunan bangsa ini.

“Untuk anak anak muda saya sampaikan bahwa negara kita ini ada dan maju di tangan anak anak muda sekarang. Oleh karena itu berbuatlah yang terbaik,” pungkasnya.

 

 

 

 

sumber : detik.com

Leave a Reply