Cyber Security Innovation Day “2019”

Kabar Bintang +1054 Views

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Dr. Djoko Setiadi, M. Si menjadi pembicara pada acara Cyber Security Innovation Day Tahun 2019. Acara tersebut diselenggarakan oleh CISCO SYSTEM INDONESIA bertempat di Hotel Shangri La Jakarta. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU antara BSSN dan CISCO SYSTEM INDONESIA. Melalui kesepakatan MOU tersebut diharapkan dapat meningkatkan sinergi antara pemerintah dengan dunia industri dalam peningkatan kompetensi SDM melalui kerjasama teknis yang lebih nyata.

Dalam sambutannya, Kepala BSSN membahas tentang IndonesiaCyber Security Landscape-Challenges and Opportunities.  Indonesia Cyber Security Landscapetidak dapat terlepas dari ancaman dan serangan cyber yang bisa terjadi dimana saja kapan saja tanpa ada batasan ruang dan waktu. Hal ini akan mengakibatkan dampak yang sangat luas baik serangan yang mengganggu privasi hingga sebuah negara bahkan antar negara. Sejauh ini BSSN telah melakukan pemantauan trafik serangan cyberyang masuk dalam infrastruktur Indonesia melalu IDSIRTI/CC. Sistem Monitoring Nasional Garuda yang dikelola oleh BSSN juga mencatat bahwa sepanjang tahun 2018 mendeteksi serangan maupun percobaan serangan cybersebanyak 229,4 juta kali dengan trafik tertinggi antara bulan Juni sampai dengan Juli 2018. Dari jutaan serangan yang terjadi, serangan trojan menjadi tipe atau jenis serangan yang paling sering dilakukan. Data lain yang diperoleh BSSN yaitu dari Sistem Honeynet Projecthingga bulan November 2018 telah mendeteksi 12 juta lebih serangan yang ditujukan kepada Indonesia. 500 ribu lebih merupakan serangan berjenis malware. Hasil deteksi dan data tersebut menjadi alert bagi BSSN untuk menjaga keamanan dan ketahanan cyber secara Nasional. Untuk tahun 2019 BSSN memprediksi beberapa hal yang akan menjadi tren isu siber secara global antara lain; 1) Tren serangan ransomewareakan berkurang namun tetap akan menebar ancaman. Hal ini dipengaruhi adanya pengembangan metode dan Teknik yang lebih efektif seperti cryptojacking, 2) Crypto Minerakan tetap berkembang dengan beberapa pengembangan tekniknya seperti Cryptojacking, 3) Spear Phishingjuga kan berkembang dengan beberapa kombinasi Phishing Campaigns, 4) Penggunaan Advance Persistent Threat(APT) akan berkembang memanfaatkan Vulnerability yang ada pada perangkat target dengan Teknik Zero-Day Attack. Ditambah dengan pengembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligencedan Machine Learning), 5) Peningkatan kejahatan dalam bentuk spionase dan sabotase yang disponsori oleh State Actor, 6) Cyberwarfareyang bertujuan menggangu pemerintahan, infrastruktur kritis dan objek vital lainnya.

Untuk mengimbangi tren ancaman pada tahun 2019 BSSN juga telah menyiapkan langkah stategis antara lain 1) Adanya peraturan dan meningkatkan Sentiment Publicterhadap perlindungan data pribadi, 2) Pengembangan teknologi Advances Threat Protection(ATP) untuk mendeteksi APT, 3) Multi-Factor Authenticationakan menjadi standar pada semua transaksi online, 4) Banyak organisasi yang membutuhkan SDM Siber yang mahir dalam bidang keamanan siber, 5) Pembahasan tentang perjanjian keamanan siber termasuk diplomasi siber. Dalam waktu dekat tantangan isu siber yang membutuhkan perhatian semua pihak yaitu menjaga keamanan dalam penyelenggaraan pemilu 2019 dari ancaman serangan siber. Kolaborasi dan sinergi merupakan kata kunci dalam mewujudkan keamanan dan ketahanan siber nasional.

Pada akhir sambutan kepala BSSN mengutip salah satu quotesdari Mayjen (Purn) dr. Roebiono Kertopati yang merupakan Bapak Persandian Indonesia yakni “ Kekhilafan satu orang saja cukup sudah menyebabkan keruntuhan Negara”. Hal ini sangat relevan sekali dalam konteks serangan siber dimana penyerang hanya memerlukan satu kelengahan dari SDM untuk mendapatkan akses atau menghancurkan aset yang dimiliki.

(Sumber: Bssn)

Leave a Reply