Sejumlah artis dan wartawan dirikan Koperasi Mandiri Satu Satu (KMSS). Lembaga keuangan berbasis ekonomi kerakyatan ini diharapkan dapat merangkul berbagai elemen masyarakat menjadi anggota.
“Tidak hanya untuk artis, seniman, wartawan, dan budayawan. Karena kita secara kolektif adalah bagian dari masyarakat, maka koperasi ini diharapkan dapat merangkul masyarakat secara luas sebagai anggota, khususnya masyarakat yang ada di sekitar lokasi koperasi ini didirikan. Intinya dari kita, oleh kita, untuk kita,” ujar artis, penyanyi dan musisi Ageng Kiwi kepada wartawan, saat berada di sekretariat Koperasi Mandiri Satu Satu (KMSS), di perumahan Kranggan Permai, Jatisampurna, Bekasi, Selasa (23/07/2019).
KMSS lanjut Ageng, merupakan prakarsa inovatif untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata dalam peningkatan kesejahteraan bersama. “Dengan menjadi anggotaa KMSS diharapkan kita secara bersama dapat lebih memaslahatkan ekonomi para artis, seniman, budayawan, wartawan, dan masyarakat secara luas,” ujarnya.
Koperasi Mandiri Satu Satu (KMSS) berkedudukan di Kelurahan Jatisampurna, kawasan selatan Bekasi, depan Cibubur Plasa. Didirikan berdasarkan akta nomor : 25 tanggal 4 September 2018, melalui Notaris H. Ade Ardiansyah , SH. M.Kn. Legalitas lembaga ini selanjutnya diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia – Nomor : 010614/BH/M.KUKM.2/XI/2018 Tentang Pengesahan Akta Pendirian Koperasi Mandiri Satu Satu Kranggan Permai.
Rangkul Generasi Milenial
Salah satu tantangan yang dihadapi gerakan koperasi, lanjut Ageng, adalah bagaimana merangkul generasi milenial. Langkah awal menghapus stigma negatif pengelolaan koperasi. Ada sebagian milenial menganggap koperasi sekedar lembaga simpan pinjam konvensional. Rentan terhadap penyalahgunaan, tidak canggih dan jadul.
“Para milenial senang berbagi apa saja melalui media sosial, berita, gaya hidup, mood, kuliner, dan aneka pengalaman yang menurut mereka layak dibagikan kepada dunia. Selain itu minat mereka berkarir di kantoran lebih rendah. Mereka lebih senang bekerja freelancer atau memiliki usaha sendiri. Jadi kami optimis jika dikelola dengan benar koperasi dapat menjadi institusi keuangan modern. Bergerak dinamis mengikuti zaman, serta melibatkan para milenial di dalamnya,” ujar Ageng.
Pada kesempatan yang sama Ketua KMSS, Teddy Soepriyatna menyampaikan, KMSS didirikan oleh masyarakat, seniman, budayawan, dan wartawan, yang tergabung di Rumah Budaya Satu Satu [RBSS]. Lembaga ini diharapkan dapat menjadi gerakan ekonomi yang bertumpu untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi anggota dengan berbagai upaya nyata dan aplikatif.
“KMSS adalah Koperasi Serba Usaha (KSU). Anggota dapat berpartisipasi aktif. Ke depan ada berbagai macam bentuk usaha, dan berbagai kegiatan ekonomi produktif yang sedang kami rintis. KMSS melayani anggotanya sebaik mungkin. Memperkuat gerakan koperasi dengan bekerjasama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, regional, maupun nasional,” terang Teddy Soepriyatna.
Adil, Hemat, dan Kuat
Eddie Karsito selaku Ketua Dewan Pengawas KMSS menyatakan, ciri menonjol dalam tata kelola koperasi adalah tolong menolong (at-ta’wun). Koperasi menurutnya, memiliki karakteristik etika ekonomi Islam.
“Selain tolong-menolong, koperasi juga memiliki prinsip adil, hemat, dan kuat. Keanggotaan terbuka. Satu anggota satu suara. Pembatasan atas basil (bagi hasil) dan modal ditetapkan melalui akad kolektif. Besarnya jasa diputuskan dalam rapat anggota. Pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) sebanding dengan jasa anggota. Intinya kita bertindak adil, hemat, dan menciptakan ekonomi masyarakat makin kokoh (kuat),” ujar penggiat budaya yang juga wartawan ini./***
Jakarta, 24 Juli 2019