Sebagai upaya memperkuat arah kebijakan dan gerakan kesadaran akan perlindungan anak di Internet dan juga dalam rangka Safer Internet Day 2019, Indonesia Child Online Protection (IDCOP) didukung oleh Aliansi Down to Zero, Save The Children Indonesia dan SiBerkreasi mengadakan sebuah Diskusi Publik berjudul “Arah Kebijakan Perlindungan Anak di Internet”. Acara bertempat di Aula Seribu Wajah, Balaikota DKI Jakarta dan dihadiri oleh perwakilan dari ECPAT Indonesia, Fatayat NU, ICT Watch, KISA, KOMPAK Jakarta, Nawala, SEJIWA, dan Relawan TIK.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam hal ini diwakili Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi BSSN, Irjen Pol Drs. Dharma Pongrekun, S.H., M.M., M.H. menjadi keynote speaker pada acara tersebut.Dharma mengatakan bahwa BSSN sebagai badan yang bertugas mengonsolidasikan semua unsur yang terkait dengan keamanan siber, turut mendorong percepatan pengesahan regulasi setingkat undang-undang yang dapat mengatur ruang siber secara komprehensif dan menyeluruh. BSSN juga mendorong peran aktif berbagai pihak dalam melakukan penyaringan konten-konten negatif yang dapat mengancam pengguna, khususnya anak-anak. Diharapkan melalui langkah tersebut risiko yang dapat mengancam anak-anak di ruang siber dapat diminimalkan.
Pada sesi diskusi Direktur Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Resiko Ekonomi Digital BSSN, Nunil Pantjawati menjadi salah satu narasumber. Dalam diskusi tersebut, Nunil mengatakan bahwa salah satu cara untuk melindungi anak di internet adalah dengan memberikan edukasi mengenai pemanfaatan internet kepada anak-anak sekolah antara lain menghidupkan kembali mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan begitu, anak-anak dapat mengetahui hal-hal yang boleh dilakukan ataupun yang dilarang saat berselancar di internet atau menggunakan media sosial. (ir,asp)
(Sumber:Bssn)
