Sosok pemberian manumbalang, penyandang disabilitas yang memiliki sejuta prestasi pada masa Remaja,tidak lah asing dikalangan masyarakat Talaud, ia lahir di desa pulutan kecamatan pulutan kab.Talaud pada tahun 1977, anak ke 3 dari pasangan suami-istri Septinus manumbalang dan boki mona, pemberian kecil adalah anak yang aktif,periang serta jail, pada masa orde baru pemberian hidup dari keluarga petaniikut dibesarkan oleh oma Wihelmina Buambitun.
ia tumbuh bersama kedua kakak kandungnya dan beberapa sepupunya dalam asuhan seorang nenek,yaitu nenek kandungnya Wihelmina Buambitun. didikan seorang nenek yang keras mengajari mereka untuk bekerja dan sekolah membuat pemberian menjadi anak yang mandiri meski ia memiliki kekurangan tersendiri diantara sepupu-sepupunya.
menginjak Masa SMA pemberian menjadi sosok yang aktif gemar menulis Surat cinta,membaca novel,menulis puisi dan aktifitas seni lainya seperti membuat layangan, “dulu kami kalau buat surat kami kan belum tau mengungkapkan isi hati sama cewe nah,kami minta tolong pembe untuk buatkan” ujar seorang kawan pembe sambil tertawa.-
“dia itu berbakat dari Masa SMA pintar nulis Surat bahkan ada yang sampai Menikah usai lulus SMA berkat suratnya itu” sambung temanya.
tak hanya gemar menulis dan berbakat dalam sastra
foto: pemberian manumbalang kanan
bahasa, pemberian konon ketika liburan tibah,ia diajak oleh orang tuanya pergi ke kebun, hal tersebut diutarakan oleh sang ayah ketika beliau menceritakan kisahnya,” Pulang sekolah saya bawa dia ke kebun untuk ikut saya cari kelapa untuk tambah-tambah uang sekolah sama beli buku, ‘saya terkejut ada suatu saat ketika sampai dikebun beberapa saat kemudian anak itu menghilang,’ – tak tahunya dia sudah diatas kelapa kurang lebih tingginya 20 meter dan saya terkejut sontak memarahinya,dari situ saya menyadari bahwa dia belajar naik kelapa tanpa sepengetahuan saya” Ujar septinus Manumbalang, ayah Pembe.
menginjak masa kuliah pemberian semakin aktif dalam menyuarakan aspirasi masyarakat-masyarakat kecil, dia menjadi aktivis yang selalu mengedepankan kepentingan masyarakat dari kepentingan penguasa.
dari aktivis inilah awal mulanya pemberian mempelajari ilmu jurnalistik sampai pada masa puncaknya ia menjadi wartawan yang cukup disegani oleh rekan-rekannya maupun politisi dalam lingkup pemerintahan.artinya ia disegani fikirannya, tulisan-tulisannya, bahkan kritikannya.
Sekarang ini pemberian mejabat sebagai Ketua Persatuan wartawan Indonesia (PWI) kab.Talaud. ia bertugas untuk mengontrol kinerja Wartawan dan jurnalistik di kab.Talaud dan juga sebagai pilar pemberitaan di kabupaten Talaud. Penulis (Oping Mona)