Jakarta, Bintangplus.com – Partai Demokrat yang akhirnya mendukung Prabowo untuk maju sebagai calon presiden menjadi berita politik paling hot hari-hari ini.
Denny JA, pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) kemudian membahas hal ini dalam video Ekspresi Data pada Senin (18/9/2023) yang memulaiya dengan pertanyaan, seberapa besar efek elektoral dukungan Demokrat kepada Prabowo?
Dalam video tersebut, Denny mengatakan, mulai dulu dengan data untuk melihat perimbangan mesin kekuatan partai politik masing-masing calon presiden.
Dari data survei terakhir LSI Denny JA, bulan Agustus 2023, kini partai yang mendukung Prabowo di parlemen adalah Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat.
Total dukungan 4 partai itu berdasarkan survei 35,7 persen dengan rincian, Gerindra 16,7 persen, Golkar 12,7 persen, PAN 4,0 persen dan Demokrat 3,3 persen.
Sementara Ganjar didukung oleh dua partai, yaitu PDIP dan PPP.
Total 2 partai ini, berdasarkan survei LSI Denny JA, Agustus 2023, dukungannya sebesar 25,2 persen, terdiri dari PDIP 23,2 persen dan PPP 2,0 persen.
Sedangkan Anies didukung oleh PKS, Nasdem dan PKB dengan total dukungan partai ini sekarang (survei Agustus 2023), perolehannya 17,8 persen, yaitu Nasdem 5,6 persen, PKB 6,6 persen dan PKS 5,6 persen.
Berdasarkan perimbangan kekuatan mesin partai politik, Prabowo unggul cukup telak sekali di atas 10 persen, yaitu Prabowo 35,7 persen VS Ganjar 25,2 persen VS Anies 17,8 persen.
Lalu bagaimana dengan elektabilitas capres Prabowo VS Ganjar VS Anies?
Ini datanya, berdasarkan survei LSI Denny JA yang sama pada Agustus 2023.
Jika 3 capres yang maju, Prabowo unggul tipis, memperoleh 36,2 persen, Ganjar 35,8 persen dan Anis jauh di bawahnya dengan 19,7 persen.
Maka jika pilpres hari ini, Ganjar dan Prabowo masuk ke putaran kedua.
“Di putaran kedua, Prabowo melawan Ganjar, unggul Prabowo cukup telak. Prabowo 51,5 persen. Ganjar 43,1 persen. Selisih keduanya di atas margin of error 8,4 persen. Per hari ini, lima bulan sebelum Pilpres 2024 (Febuari), Prabowo unggul baik untuk dirinya sendiri (capres), ataupun untuk mesin partai politik yang mendukung dibelakangnya,” ujar Denny JA.
Lalu di mana peran Demokrat untuk Prabowo? Peran pertama yang dapat memberi efek elektoral adalah jika Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY all out dan turun gunung.
SBY akan membantu Prabowo banyak sekali. Mengapa? SBY adalah superstar di zamannya.
Dalam Pilpres 2004, ia menang telak sekali dengan selisih 20 persen di atas saingan terdekatnya (di putaran kedua).
Bahkan di tahun 2009, SBY menang lebih 30 persen di atas saingan terdekatnya (satu putaran saja dalam kondisi tiga pasang capres).
“Saya ingat di tahun itu, 2009, menggemakan slogan Satu Putaran Saja. Begitu kuat gema slogan itu, menjadi polemik pro-kontra. Saya pun diberi penghargaan News Maker of Election 2009, oleh perkumpulan wartawan (PWI Jaya), karena slogan yang saya buat itu terbukti dan menjadi perhatian utama. Jika SBY all out banyak sekali para pendukung lama SBY bisa datang. SBY bisa mengajak kembali komunitas lamanya untuk mendukung calon presiden pilihannya, Prabowo,” ungkap Denny.
Kedua, Demokrat juga dapat diberikan tugas khusus fokus di Jawa Timur karena itulah wilayah battleground yang menentukan menang dan kalah seorang capres.
Terutama ketika Ganjar melawan Prabowo di putaran kedua misalnya, karena Prabowo unggul di Jawa Barat, dan Ganjar unggul di Jawa Tengah, maka Jawa Timur itu menjadi pertaruhan.
Siapa yang unggul di Jawa Timur besar kemungkinan akan unggul di keseluruhan pertarungan calon presiden.
Perlu juga diingat SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur dan dirinya mendirikan museumnya di sana. Dibandingkan wilayah lain, Jawa Timur lebih hangat ke SBY dan Demokrat.
“Dua peran itulah yang dapat membuat dukungan Demokrat memberikan efek elektoral sangat signifikan kepada Prabowo,”tegas Denny di videonya.