Siaran Pers No. 137/HM/KOMINFO/10/2020
Rabu, 21 Oktober 2020
Tentang
Hadiri Pertemuan ITU Digital World 2020, Menkominfo Sampaikan 4 Inisiatif Transformasi Digital
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengungkapkan upaya Indonesia mempercepat transformasi digital sebagai upaya mengatasi pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional. Dalam Pertemuan International Telecommunication Union (ITU) Virtual Digital World 2020 yang berlangsung secara virtual Menteri Johnny menegaskan empat inisiatif Indonesia dalam mempercepat transformasi digital.
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kami perlu memanfaatkan peluang untuk mencari solusi atas pandemi dan menjadikannya sebagai momentum untuk reformasi,” ujarnya dalam Ministerial Roundtable dari Jakarta, Rabu (21/10/2020).
Menteri Johnny menyatakan, pandemi telah membentuk kembali cara hidup dan kegiatan ekonomi. Pada saat yang sama, krisis juga telah mempercepat laju transformasi digital. Menurutnya untuk menggairahkan kembali perekonomian, Indonesia harus mengoptimalkan peluang ekonomi signifikan yang muncul dari transformasi digital.
“Lanskap digital kami yang kuat diharapkan dapat meningkatkan ekonomi digital Indonesia, senilai 130-150 miliar USD pada tahun 2025. Dalam menangkap momentum tersebut, Indonesia percaya bahwa agenda transformasi digital nasional kita harus dipercepat dan untuk itu kita prioritaskan empat inisiatif,” ungkapnya.
Menurut Menteri Kominfo, inisiatif pertama, Pemerintah Indonesia bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur digital last-mile. “Peningkatan infrastruktur seperti itu sangat penting untuk menutup kesenjangan digital dan menyediakan konektivitas yang aman, dapat diakses, dan terjangkau bagi semua. Saya senang membagikan beberapa perkembangan yang sedang berlangsung,” ungkapnya.
Menteri Johnny menjelaskan saat ini Indonesia menargetkan untuk menggelar infrastruktur jaringan 4G di 12.548 desa yang belum terjangkau jaringan 4G, dari total 83.218 desa di Indonesia. Pembangunan infrastruktur di seluruh desa ditargetkan selesai pada tahun 2022. “Selain itu, kami juga berencana meluncurkan Satelit High Throughput SATRIA-1 untuk menyediakan akses internet di 150.000 titik akses publik, guna menjangkau cakupan penuh dari 500.000 titik akses publik pada kuartal ketiga 2023,” jelasnya.
Mengenai inisiatif kedua, Menteri Kominfo memaparkan melalui adopsi beberapa teknologi pendukung, Indonesia memiliki visi untuk memajukan program pembangunan infrastruktur secara masif dengan memperkuat ekosistem digital yang sudah kokoh.
“Visi tersebut diwujudkan melalui upaya kami dalam mendirikan Pusat Data Nasional dan Pusat Pemantauan Telekomunikasi Nasional. Pusat Data akan mendorong integrasi dan interoperabilitas data nasional yang lebih besar, sementara Pusat Pemantauan Telekomunikasi akan melengkapi Kementerian ini dengan kapasitas pemantauan yang lebih baik untuk menjaga kualitas layanan telekomunikasi di negara ini,” jelasnya.
Adapun berkaitan dengan inisiatif ketiga, Menteri Johnny menjelaskan hal itu berkaitan dengan upaya memenuhi kebutuhan 9 juta talenta digital dalam lima belas tahun ke depan. “Kementerian Kominfo menekankan pengembangan talenta digital dengan pendekatan komprehensif yang berfokus pada peningkatan literasi digital, peningkatan keterampilan dan daya saing digital, serta mendorong pembuatan kebijakan yang lebih baik untuk ekonomi digital,” ungkapnya.
Menteri Kominfo menyatakan insiatif keempat, berkaitan dengan pengesahan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (GDPR Indonesia) dan Peraturan Menteri tentang Penyelenggara Sistem Elektronik di Sektor Swasta.
“Peraturan ini akan membantu menumbuhkan lingkungan inovasi yang kondusif serta memastikan kebutuhan perlindungan data pribadi terpenuhi. Pada kesempatan kali ini, saya ingin menegaskan kembali perlunya mekanisme aliran data lintas batas negara yang saling menguntungkan dengan prinsip legalfulness, fairness, dan tranparansi serta resiprositas,” paparnya.
Menurut Menteri Johnny, keempat upaya itu merupakan upaya adaptasi dan kelincahan Indonesia dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19. “Saya berbesar hati melihat dukungan dan antusiasme yang kuat dari semua peserta di sini. Saya ingin menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk siap bekerja sama dengan sesama, sehingga kita dapat memanfaatkan peluang dalam teknologi digital dan bangkit kembali dari pandemi ini lebih kuat,” ungkapnya seraya mengajak untuk memulihkan kesehatan dan membangun kembali perekonomian.
Sebelumnya, dalam pembuka Ministerial Roundtable, Menteri Kominfo mengapresiasi Menteri Komunikasi dan Informatika Vietnam Nguyen Manh Hung dan Sekretaris Jenderal ITU Houlin Zhao yang telah menyelenggarakan dan mengatur diskusi ini hari ini.”Saya terdorong bahwa kita semua berkumpul di sini secara virtual untuk berbagi pandangan dan pengalaman tentang peran teknologi digital di saat pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Mengambil tema“The role of digital technologies during and after the COVID-19 pandemic”, Ministerial Roundtable merupakan forum bagi para Menteri negara anggota ITU untuk mendiskusikan dan bertukar pengalaman mengenai pemanfaatan konektivitas dan teknologi digital dalam menghadapi pandemik Covid-19 dan mendukung strategi pemulihan ekonomi nasional. Forum itu juga mendiskusikan mengenai peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam mendeteksi, mencegah, mendiagnosa penyakit, menghubungkan manusia untuk mendukung sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan diseminasi informasi.
Adapun 16 pembicara lain selain Menteri Kominfo, yaitu Minister, Ministerio de Ciencia, Tecnología y Telecomunicaciones, Costa Rica Ms. Paola Vega Castillo; Attorney-General and Minister for Economy, Civil Service and Communications, Ministry of Communications, Fiji, Mr. Aiyaz Sayed-Khaiyum; Chief Executive Officer, Communications and Media Commission (CMC), Iraq, Dr. Ali Naser Al-Khwildi; President, Unidad Reguladora de Servicios de Comunicaciones (URSEC), Uruguay, Ms. Mercedes Aramendia;dan VP of Government Affairs APAC, Qualcomm, Hong Kong, China, Ms. Julie Welch.
Ada pula Minister, Ministry of Post and Telecommunications, Lao PDR, Dr. Thansamay Kommasith; Communication and Information Technology Regulatory Authority (CITRA), Kuwait, Eng. Salim Al-Ozianah; Chairman, Pakistan Telecommunication Authority, Pakistan, Mr. Amir Azeem Bajwa; Vice President and Head of Government & Industry Relations, Ericsson, Sweden, Mr. Ulf Pehrsson; dan Minister, Ministry of Public Administration, Trinidad and Tobago,Ms. Allyson West.
Hadir pula secara virtual sebagai pembicara, Vice minister of connectivity and digitalization, Ministry of Information and Communication Technology, Colombia, Mr. Iván Mantilla; Vice-minister for policy coordination, Ministry of Internal Affairs and Communications, Japan, Mr. Yoshida; State Secretary for ICT, Ministry of Economy and Infrastructure, Moldova, Mr. Vitalie Tarlev; Secretary of State of Telecommunications and Digital Infrastructures, Ministry of Economic Affairs and Digital Transformation, Spain, Mr. Roberto Sanchez; Country Chief Digital Officer of the Principality of Monaco, Mr. Frédéric Genta, dan CEO, SAMENA Council, Mr. Bocar Ba.