Drayang The Movie “Kijang Kencana” Mengelaborasi Gagasan Agar Tetap Survival

Masa pandemi Covid-19 yang datang tiba-tiba membuat aktivitas di luar rumah dibatasi. Sejumlah sarana seni pertunjukan terpaksa ditutup dan melambat perkembangannya.

Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal. Termasuk bagaimana menikmati dan mengapresiasi karya seni pertunjukan. Penyelenggaraan berbagai pergelaran melalui platform daring (online) kini menjadi opsi.

Inilah salah satu inisiatif yang dijalankan Sangar Swargaloka dalam rangka mengantarkan karya mutahirnya, Drayang The Movie bertajuk “Kijang Kencana”.

“Drayang (Drama Wayang) Swargaloka hadir dengan format baru dalam bentuk film teater; film seni pertunjukan,” ujar Produser Drayang The Movie, Suryandoro, kepada bintangplus.com, di Jakarta, Sabtu (27/03/2021).

‘Drayang The Movie Kijang Kencana’ resmi tayang berbayar, Sabtu 27 Maret 2021 di situs Loket.com.

Sebelumnya digelar nonton bareng (Gala Premiere), di Teater Imax Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Sabtu, 20 Maret 2021 lalu.

Pergelaran‘Drayang The Movie Kijang Kencana’ ini memiliki perspektif multi dimensi. Selain berdimensi seni budaya, juga menyangkut aspek ekonomi kreatif. Mengelaborasi gagasan agar tetap survival. Menjadi Indonesia culture agent mendukung kemajuan seni budaya bangsa.

Nonton bareng (Gala Premiere), dibuka oleh, Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru, Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ahmad Mahendra. Ikut menyaksikan ‘Drayang The Movie’ ini para seniman, budayawan, sineas, pecinta seni tradisi, dan wartawan.

“Berharap Drayang The Movie bisa menjadi salah satu platform lebih besar. Menjadi wadah bagi seniman muda Indonesia bertalenta unjuk kemampuan. Melahirkan bintang-bintang baru, khususnya di dunia seni pertunjukan Indonesia,” ujar Suryandoro.

Pertunjukan virtual di masa pandemi Covid-19 ini, kata Suryandoro, menjadi momentum bagi Swargaloka untuk mewujudkan karya film teater berlatar belakang kesenian tradisi.

Melalui karya perdana Drayang The Movie ini, Suryandoro juga berharap, bisa mendapat investor dan didukung masyarakat Indonesia untuk menjadi salah satu tontonan penting.

“Dalam situasi apapun, semangat Swargaloka takkan pernah padam. Bara api itu akan terus membara dalam dada para seniman dan kreator muda di Swargaloka,” ujarnya.

Hal ini dibuktikan dengan kegigihan tim penari Swargaloka School of Dance, tim pemusik Dedek Gamelan Orchestra dan Artaxiad Gamelan Orchestra serta tim manajemen dan artistik.

“Apapun situasinya termasuk di masa pandemic covid-19, tak ada kata berhenti berkarya,” ujar Suryandoro antusias.

Film Konsep Drama, Tari dan Lagu
‘Drayang The Movie bertajuk Kijang Kencana’ menceritakan seekor Kijang yang elok, berbulu indah kemilau, lincah, dan menggoda. Jelmaan dari Kalamarica yang diutus Rahwana untuk memperdaya Rama dan Sinta. Tak hanya wujudnya yang indah, dia bisa bernada dengan lagu yang memesona. Kemunculannya di tengah hutan Dandaka menyihir Dewi Sinta hingga mengabaikan keselamatannya.

Bathara Saverigadi Dewandoro, koreografer dan sutradara film teater ini, mengatakan bahwa di film ini, dasar gerak tari tradisi menjadi pijakan utama dalam mengembangkan garapan tari, baik untuk gerak tari tokoh maupun tari kelompok.

“Kami mencoba menyampaikan nilai-nilai dari cerita pewayangan dengan garapan yang dikemas lebih atraktif dengan nafas lokal yang kental. Drayang kali ini digarap berbeda dengan pendekatan layaknya film,” ujar sutradara dan penata tari yang sudah belasan kali keliling dunia mengenalkan potensi seni dan budaya Indonesia ini.

Bathara berharap karya ini dapat menjadi alternatif tontonan yang baru bagi masyarakat Indonesia. “Tontonan dan tuntunan dengan latar belakang kisah pewayangan. Berlatar belakang seni tradisi nusantara. Dimainkan oleh anak-anak muda,” ujarnya.

Swargaloka Usung Seni Tradisi
Sanggar Swargaloka sendiri adalah organisasi nirlaba yang mengusung budaya tradisi sebagai dasar berkesenian. Budaya tradisi begitu menarik untuk dipelajari dan dikembangkan.

“Tidak hanya sebatas seni gerak, tapi juga seni lainnya. Kekayaan tradisi nusantara begitu berlimpah dan tak pernah ada habisnya untuk digali,” ujar Dewi Sulastri, Pendiri Yayasan Swargaloka, yang berperan sebagai Pendongeng dan Ibu Kalamarica, dalam film teater ini.

‘Drayang The Movie Kijang Kencana,’ kata Dewi Sulastri, dikemas lebih universal. “Bagaimana menyajikan budaya tradisi dengan konsep multi media agar lebih mudah diterima semua umur. Tetap actual di setiap jaman, diberbagai kelompok golongan strata ekonomi dan jenjang pendidikan,” ujar Dewi.

Karya Swargaloka menganut 3 WOW (pilar) dalam setiap produksinya. Tontonan WOW, sebuah hiburan yang menyenangkan dan membahagiakan. Tatanan WOW, dikemas dengan menarik, epik, kreatif dan inovatif. Tuntunan WOW, mengandung ajaran budi pekerti, menuntun dalam perbaikan kualitas hidup, dan bersemangat dalam menggapai masa depan.

‘Drayang The Movie Kijang Kencana’ didukung puluhan artis panggung profesional, antara lain; Dewi Sulastri, Bathara Saverigadi Dewandoro, Irwan Riyadi, Bathari Putri Surya Dewi, Afrilia Mustika Sari, Okvalica Harlis Natasya, Denta Sepdwiansyah Pinandito, Chikal Mutiara, Arista Nareswari, Kania Salma Pahala, Sekar Ariningsih, dan artis lainnya.

Produser Suryandoro, Produser Pelaksana Bagaskoro Putro, Sutradara & Penulis Naskah Irwan Riyadi, Sutradara & Koreografer Bathara Saverigadi, Penata Kamera dan Editor Christian Johannes, Komposer Gregorian Christ Mahendra & Dedek Wahyudi./*** Eddie Karsito

Leave a Reply